JUBIRTVNEWS.COM – Ambulans desa yang biasa melayani warga Karanganyar, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan saat dalam perjalanan mengantar pasien, Sabtu (14/6/2025). Kerusakan itu memicu kekhawatiran warga soal keselamatan dan transparansi anggaran desa.
Insiden tersebut terekam dalam sebuah video berdurasi 28 detik yang kemudian menyebar luas di grup-grup WhatsApp warga. Dalam rekaman itu terdengar suara seorang warga yang mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi ambulans yang dinilai membahayakan.
“Per-nya patah satu, bahkan katanya dua. Anggaran perawatan katanya sudah cair, tapi lihat ban-nya juga sudah gundul. Ini berbahaya,” ujar warga berinisial OZ dalam rekaman tersebut.
Ambulans itu diketahui tengah dalam perjalanan pulang usai mengantar pasien ke rumah sakit. Namun, sekitar 4 kilometer sebelum sampai ke rumah pasien, suspensi mobil patah. Pasien pun terpaksa dipindahkan ke kendaraan lain agar bisa melanjutkan perjalanan pulang dengan aman.
Kejadian ini sontak memicu reaksi keras dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan sejauh mana pengelolaan anggaran desa untuk perawatan kendaraan operasional, terlebih kendaraan tersebut digunakan untuk layanan kemanusiaan.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Karanganyar, Nandi, angkat bicara. Ia membenarkan adanya insiden tersebut dan mengaku langsung mengambil tindakan perbaikan.
“Setelah saya tahu kejadian itu dari sopir, saya langsung perintahkan untuk segera dibawa ke bengkel. Malam itu juga ambulans langsung diperbaiki,” kata Nandi saat dikonfirmasi, Sabtu malam.
Menurut Nandi, kondisi jalan di wilayah Desa Karanganyar memang menjadi tantangan tersendiri bagi kendaraan operasional. Ia menyebut kerusakan semacam itu sudah beberapa kali terjadi sebelumnya.
Camat Jampangkulon, Dading, menegaskan bahwa medan jalan di wilayah Karanganyar memang ekstrem dan menjadi salah satu penyebab seringnya kendaraan mengalami kerusakan.
“Jalan di sana memang banyak tanjakan, berlubang, dan rusak. Anggaran perawatan juga baru cair beberapa hari lalu,” jelasnya.
Meski demikian, insiden ini tetap menjadi bahan evaluasi serius bagi pihak desa. Masyarakat mendesak agar perawatan kendaraan layanan publik dilakukan secara rutin, tidak menunggu kerusakan terjadi, demi menjaga keselamatan warga yang menggunakan layanan tersebut.
Tak hanya soal perawatan, transparansi pengelolaan anggaran juga menjadi sorotan warga. Mereka berharap pemerintah desa lebih terbuka soal penggunaan dana desa, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik.
Harapan warga sederhana: ambulans yang aman, layanan yang layak, dan pengelolaan anggaran yang jujur serta bertanggung jawab.










