CORONG SUKABUMI – Media sosial tengah dihebohkan dengan aksi seorang warga yang melakukan demonstrasi seorang diri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Jawa Barat.
Aksi tersebut dilakukan oleh Edwin Septian sebagai bentuk kekecewaan terhadap pelayanan rumah sakit usai anak pertamanya meninggal dunia pada hari kelahiran.
Dalam sebuah pertemuan yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Kamis, 15 Mei 2025, Edwin menceritakan secara rinci kronologi peristiwa tragis yang dialaminya kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Menurut penuturan Edwin, awalnya istrinya sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dewi Sri. Namun karena tingginya biaya, mereka beralih ke puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSUD Karawang.
Saat itu usia kandungan istrinya memasuki delapan bulan dan diketahui mengalami kondisi ari-ari yang menutupi jalan lahir (plasenta previa), yang berisiko tinggi menyebabkan pendarahan.
Pendarahan pertama terjadi pada malam hari dan Edwin langsung membawa istrinya ke RSUD Karawang sekitar pukul 01.00 WIB.
Ia mengaku harus menunggu lama untuk mendapatkan tindakan, meskipun sudah ada rekomendasi dari tiga dokter berbeda agar sang istri segera menjalani proses persalinan.
Edwin juga mengkritik sikap seorang bidan yang dianggap tidak empatik dalam menyampaikan kondisi kritis istrinya. Setelah proses persalinan dilakukan tanpa bius total, bayi yang lahir dengan berat badan rendah langsung dibawa ke ruang perawatan khusus.
“Saya dipanggil dan diberitahu kondisi anak saya kritis, beratnya hanya 1.200 gram,” tutur Edwin. Tak lama setelah itu, pihak rumah sakit memintanya menandatangani dokumen, dan pada pukul 10.55 WIB Edwin menerima kabar bahwa bayinya telah meninggal dunia.
Aksi demonstrasi tunggal yang dilakukannya menjadi sorotan luas dan memicu perbincangan publik tentang pelayanan medis serta empati tenaga kesehatan di fasilitas publik.***