CORONG SUKABUMI — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi kritik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) atas program pembinaan karakter yang mengirim siswa “bermasalah” ke barak TNI di Purwakarta dan Bandung.
Dedi menegaskan bahwa dugaan intimidasi—termasuk ancaman tidak naik kelas bagi siswa yang menolak—tidak berdasar.
“Kalau KPAI merasa ada yang salah, mari kita turun bersama. Jangan hanya berkomentar dari jauh, tapi ambil peran dalam mendidik anak-anak,” katanya kepada wartawan.
Komandan Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Kolonel Arm Roni Junaidi, memastikan pelatihan berlangsung tanpa kekerasan dan fasilitas barak terus ditingkatkan demi kenyamanan pelajar.
“Ini murni pembinaan karakter. Kami pastikan tidak ada kekerasan,” ujarnya.
Program ini sebelumnya menuai sorotan setelah KPAI menyebut adanya tekanan terhadap siswa. Pemerintah Provinsi Jabar mengklaim kegiatan berbasis kedisiplinan militer itu efektif menanamkan nilai tanggung jawab dan kemandirian.***