JUBIRTVNEWS.COM – Belakangan ini masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya, terutama di pagi dan malam hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait penyebab suhu dingin yang terjadi di bulan Juli 2025 ini.
Benarkah penyebab suhu dingin akhir-akhir ini adalah fenomena Aphelion?
Dalam unggahan di akun Instagram resminya, BMKG menjelaskan bahwa Aphelion adalah fenomena astronomi tahunan ketika posisi bumi berada pada titik terjauhnya dari matahari, biasanya terjadi sekitar bulan Juli.
“Cuaca dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Dan, terjadi setiap musim kemarau. Yakni sekitar bulan Juli hingga September,” tulis BMKG dalam unggahannya, dikutip Sabtu (12/7/2025).
BMKG menyebut, suhu dingin yang terjadi belakangan ini bukan karena Aphelion, tapi karena beberapa faktor cuaca yaitu:
(1) Mulai memasuki musim kemarau, yang ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsoon Australia) yang bersifat kering dan dingin
(2) Langit cerah yang mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari
(3) Hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah turut menambah rasa dingin karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.
Menghadapi banyaknya informasi cuaca yang simpang siur, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Jangan langsung percaya pada informasi yang viral di media sosial, terutama yang tidak mencantumkan sumber resmi.
- Bagikan informasi yang sudah terverifikasi, agar tidak ikut menyebarkan kepanikan.
- Cek kebenaran informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
“Tetap tenang dan siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem, seperti suhu dingin, hujan lebat, angin kenang, atau gelombang tinggi. Serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan,” tutup keterangan BMKG.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Melansir laman BMKG, berikut prospek cuaca selama sepekan ke depan:
Periode 11 – 13 Juli 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat) : Aceh, Papua Selatan.
Angin Kencang : Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Selatan.
Periode 14 – 17 Juli 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat) : Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Maluku, Papua Pegunungan.
Angin Kencang : Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua Selatan.










