JUBIRTVNEWS.COM – Bupati Sukabumi Asep Japar resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Cisolok dan Cikakak.
Penetapan ini berlaku mulai 27 hingga 31 Oktober 2025, berdasarkan Keputusan Bupati (Kepbup) Sukabumi Nomor 300.2.1/Kep.859-BPBD/2025 yang ditandatanganinya.
Keputusan tersebut diambil menyusul bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda dua kecamatan tersebut, menyebabkan ratusan keluarga harus mengungsi.
“Status tanggap bencana juga sudah kami tetapkan untuk lima hari ke depan,” kata Bupati Sukabumi Asep Japar saat meninjau langsung lokasi terdampak banjir bandang di Kampung Tugu, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Selasa (28/10/2025).
Penanganan Harus Cepat dan Terpadu
Asep Japar menyatakan status tanggap darurat ditetapkan agar penanganan bencana bisa dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu sesuai standar masa tanggap darurat.
Adapun pembiayaan untuk pelaksanaan tanggap darurat bencana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Dana Siap Pakai (DSP), dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sukabumi melalui Belanja Tidak Terduga (BTT).
Lebih lanjut Asep Japar menjelaskan, penanganan bencana ini juga akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pasalnya, sebagian wilayah sungai yang menjadi sumber banjir berada di bawah kewenangan provinsi.
“Ini perlu koordinasi dengan Pemprov Jawa Barat karena sungai yang meluap kewenangannya ada di provinsi, agar penanganannya efektif,” jelasnya.
Selain permukiman warga, banjir juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, kantor desa, dan rumah warga. Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menyiapkan dapur darurat.
“Saya mengimbau masyarakat agar tetap waspada serta mencari tempat aman untuk mengantisipasi banjir susulan,” pungkasnya.
26 Titik Terdampak di Kecamatan Cikakak
Diketahui tak hanya di Kecamatan Cisolok, bencana banjir dan tanah longsor juga terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, setelah hujan deras mengguyur wilayah pesisir tersebut pada Senin (27/10/2025) sore.
Berdasarkan laporan sementara hasil kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Selasa (28/10/2025), tercatat 26 titik terdampak bencana banjir dan longsor di sembilan desa, yakni Desa Sukamaju, Cikakak, Cimaja, Ridogalih, Cileungsing, Margalaksana, Gandasoli, Sirnarasa, dan Cirendang. Sebanyak 21 Kepala Keluarga (KK) dilaporkan mengungsi.
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, menjelaskan bahwa di Desa Sukamaju bencana terjadi di Kampung Kurnia, Sukasari I, Cidadap, Sukamaju, Kasa I, dan Citugu. Sementara di Desa Cikakak, banjir melanda Kampung Sukawayana, Bojong Haur, Ranca Erang, Cempaka Mekar, dan Sukaratu.
Bencana longsor dan banjir juga terpantau di wilayah Desa Cimaja tepatnya di Kampung Salak Datar, Margaluyu, dan Gang Asem III. Di Desa Ridogalih, banjir terjadi di Kampung Ciranji, sedangkan di Desa Cileungsing bencana tercatat di Kampung Cileungsing I, Palasari, dan Cipinang. Longsor pun dilaporkan menimpa Kampung Cengkuk dan Ciboja di Desa Margalaksana, serta Kampung Cikedok di Desa Gandasoli. Adapun banjir juga melanda Kampung Cihangasa di Desa Sirnarasa, dan tanah longsor terjadi di Kampung Cirendang, Desa Cirendang.
“Data sementara, empat Kepala Keluarga dilaporkan telah mengungsi ke gedung eks SDN Sukawayana dan sebagian di rumah kerabat atau saudara mereka,” ujar Daeng.
Adapun terkait data kerusakan rumah, prasarana, dan sarana, menurut Daeng masih dalam tahap assessment atau pendataan.
626 KK di Cisolok Terdampak Banjir dan Longsor
Sementara di Kecamatan Cisolok, BPBD mencatat 626 KK atau 1.873 jiwa terdampak bencana hidrometeorologi basah ini. Sebaran wilayah terdampak di Kecamatan tersebut meliputi enam desa, yaitu Desa Cikahuripan, Karangpapak, Cisolok, Wangunsari, Cikelat, dan Sukarame.
Lebih rinci, warga terdampak banjir di Kampung Tugu, Desa Cikahuripan berjumlah 500 kk dengan 1.500 jiwa. Warga terdampak banjir di Kampung Marinjung, Desa Karangpapak berjumlah 50 kk dengan 150 jiwa. Warga terdampak banjir di Kampung Cigoler, Desa Cisolok berjumlah 50 kk dengan 150 jiwa. Warga terdampak banjir di Kampung Cikondang, Desa Wangunsari berjumlah 7 kk dengan 18 jiwa. Warga terdampak banjir di Kampung Cikondang, Desa Karangpapak berjumlah 1 kk dengan 5 jiwa dan warga terdampak banjir di Kampung/Desa Cikelat berjumlah 4 kk dengan 12 jiwa.
Adapun warga yang terdampak tanah longsor terjadi di Kampung Pamokoan, Desa Sukarame berjumlah 7 kk dengan 20 jiwa dan warga terdampak di Kampung Cikondang, Desa Wangunsari berjumlah 7 kk dengan 18 jiwa.
Jika dijumlahkan dari hasil pendataan sementara itu berjumlah 626 kk dengan 1.873 jiwa.
BPBD bersama TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, dan Dinas Kesehatan telah mendirikan posko bencana di halaman Kantor Kecamatan Cisolok, serta posko pengungsian di Lapangan Eks Sinar Ciomas dan SDN 1 Cisolok.
Menurut Daeng, tercatat 500 KK atau 1.500 jiwa pengungsi akibat banjir kini menempati SDN 1 Cisolok. Sementara korban terdampak longsor mayoritas mengungsi di rumah kerabat atau tetangga, dengan total 14 KK atau 38 jiwa.
“Data ini masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring proses asesmen yang masih berlangsung di lapangan,” kata Daeng.
Adapun kebutuhan mendesak di lokasi bencana meliputi kebutuhan dapur umum, tenda darurat, alat kebersihan, sandang, pangan, air bersih, genset, alkon pompa air, obat-obatan, selimut, makanan cepat saji, cangkul, sekop, paket sembako, peralatan rumah tangga, material bangunan, bronjong, dan pipa paralon.

