CORONG SUKABUMI — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi gizi anak-anak Indonesia.
Dalam pernyataannya, Dadan menyebutkan bahwa sebanyak 60 persen anak Indonesia tidak memiliki akses terhadap makanan dengan gizi seimbang dan tidak mampu membeli susu.
Pernyataan ini disampaikan Dadan saat menghadiri acara Peluncuran Pembangunan 1000 SPPG Pesantren yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Syaichona TV pada Jumat, 30 Mei 2025.
“Kita tahu bahwa 60 persen anak Indonesia itu tidak pernah punya akses terhadap makan dengan gizi seimbang,” kata Dadan.
Ia mencontohkan pola makan yang umum ditemui sehari-hari seperti nasi dengan bakwan atau bala-bala, mi bihun, dan kerupuk. Menu tersebut, menurutnya, jauh dari kriteria gizi seimbang jika dibandingkan dengan standar menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Yang disajikan di dalam MBG selalu ada nasi, telur, sayur, buah, dan susu. Itulah yang dimaksud gizi seimbang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dadan juga menyoroti rendahnya konsumsi susu di kalangan anak-anak Indonesia. “60 persen anak Indonesia tidak pernah minum susu bukan karena tidak tahu, tetapi karena tidak mampu beli susu,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa program MBG merupakan langkah strategis pemerintah yang sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan generasi emas 2045.
Dadan juga menambahkan bahwa pemenuhan gizi sejak dini sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif ketika memasuki usia kerja.
“Kalau tidak kita siapkan sekarang dengan memenuhi gizinya, dikhawatirkan kualitas SDM saat bonus demografi nanti akan kurang baik,” tandasnya.***