CORONGSUKABUMI.com – Bencana banjir bandang dan longsor kembali melanda wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin, 27 Oktober 2025. Sedikitnya 626 kepala keluarga atau 1.873 jiwa terdampak.
Dampak terparah terjadi di Kampung Tugu, Desa Cikahuripan, dengan 500 kepala keluarga atau sekitar 1.500 jiwa terdampak banjir yang datang secara tiba-tiba.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PKS, Leni Liawati, turut meninjau langsung lokasi bencana. Ia mengaku sangat prihatin mengingat sebagian keluarganya berasal dari wilayah tersebut.
“Saya sangat prihatin bukan hanya karena saya anggota dprd, tapi bapak saya asli orang sini, suami saya orang sini, jadi semuanya ini keluarga,” kata Leni di sela peninjauan. Sebelum terjadi bencana ini kita sudah melakukan pertemuan, mengumpulkan para korban banjir yang sebelumnya disini, untuk memberikan sembako, nah ketika kita pulang menuju ke korban bencana yang ada di Karangpapak ternyata banjir kembali,” ujar Leni.
Leni menilai tingginya curah hujan dan masih adanya beberapa faktor lain menjadi salah penyebab banjir.
“Pertama curah hujan yang tinggi, kemudian saya melihat sampah masih banyak ya mungkin masih (ada) yang buang ke sungai atau sebagainya, kemudian bencana ini tidak hanya disini, dimana-mana untuk hari ini, kalau di Kecamatan Cisolok kan ada di Desa Karangpapak, kemudian kan di Desa Sukarame ada yang beberapa rumah yang ambruk kan di Wangunsari juga,” tutunya.
Menanggapi bantuan pusat yang belum terealisasi, Leni tidak menampik adanya keterlambatan. Namun, ia menjelaskan bahwa proses pemulihan dari pusat membutuhkan koordinasi berlapis mulai dari level daerah, provinsi hingga nasional.
“Tetapi memang kita di rapat pertemuan saya sering menyampaikan terkait hal ini bagaimana untuk recovery bencana yang sebelumnya, dan jawaban dari pemerintah memang tidak bisa instan, jadi memang kita juga mungkin perlu koordinasi tidak hanyak untuk di daerah tetapi juga harus koordinasi dengan provinsi maupun pusat,” kata Leni.
“Bukan tidak di usahakan,tapi memang pertama anggarannya terbataas dan kita memang tidak bisa mengandalkan anggaran dari kabupaten, kita secara administrasi sebetulnya sudah ditempuh mulai dari pendataan, data disampaikan tapi memang belum bisa mengcover semuanya,” imbuhnya.
Untuk kebutuhan darurat, layanan kesehatan disebut sudah berkoordinasi dan tengah meninjau lokasi yang aman untuk mendirikan pos pelayanan.
Sementara itu, dapur umum masih dikoordinasikan antara BPBD dan Dinas Sosial.
“Untuk dapur umum tadi saya sudah komunikasi dengan BPBD jadi masih di koordinasikan dengan dinsos,” ungkap Leni.
Hingga kini, upaya evakuasi, pendataan, dan pemenuhan kebutuhan primer masih berlangsung. Warga diminta tetap waspada karena potensi hujan lebat diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

 
									




