CORONG SUKABUMI – Pencak silat tidak hanya sekadar olahraga bela diri, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Olahraga pada Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi, Erwin Adam Ridwan, usai menghadiri pembukaan Festival Seni Pencak Silat Kapolres Sukabumi ke-1 di GOR Palabuhanratu, Jumat (31/1/25).
Menurut Erwin, pencak silat memiliki peran penting dalam pembentukan karakter generasi muda. “Pencak silat merupakan olahraga yang tidak hanya mengajarkan teknik bertarung, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter kepada generasi muda.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam melestarikan budaya Indonesia sekaligus membentuk atlet berprestasi,” ujarnya, Sabtu (2/2/25).
Empat Aspek Utama dalam Pencak Silat
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan bahwa pencak silat memiliki empat aspek utama yang menjadikannya unik dibandingkan seni bela diri lainnya:
1. Aspek Mental dan Spiritual
Membentuk ketahanan mental, kedisiplinan, dan rasa percaya diri.
Mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kesabaran, ketekunan, dan sportivitas.
2. Aspek Seni
Menampilkan gerakan indah yang memiliki makna filosofis.
Menjaga keseimbangan antara tubuh dan jiwa dalam setiap teknik.
3. Aspek Bela Diri
Mengembangkan keterampilan perlindungan diri dengan berbagai jurus dan strategi pertahanan.
Melatih ketangkasan dan kewaspadaan dalam menghadapi situasi tertentu.
4. Aspek Olahraga
Diakui sebagai cabang olahraga resmi dalam berbagai kejuaraan nasional dan internasional.
Meningkatkan kebugaran fisik serta memperkuat daya tahan tubuh.
Mendorong Regenerasi Atlet Pencak Silat di Sukabumi
Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wadah bagi pencarian bibit unggul atlet pencak silat yang berpotensi mengharumkan nama Kabupaten Sukabumi di tingkat nasional.
“Semoga dari ajang ini lahir atlet-atlet berbakat yang dapat membawa nama baik daerah hingga tingkat nasional,” harap Erwin.
Ia juga berharap agar Festival Kapolres Sukabumi Cup dapat menjadi agenda tahunan sebagai salah satu upaya pengembangan pencak silat di daerah.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, Erwin mendorong pemanfaatan platform digital untuk memperkenalkan pencak silat kepada generasi muda.
“Media sosial dapat menjadi alat efektif dalam mengenalkan pencak silat sebagai budaya sekaligus olahraga yang membanggakan. Jika dikemas dengan baik, pencak silat bisa menjadi tren positif di kalangan anak muda,” tambahnya.
Sebagai seni bela diri asli Indonesia, pencak silat memiliki nilai historis dan filosofi yang dalam. Melalui festival ini, diharapkan warisan budaya tersebut tetap lestari dan semakin diminati oleh generasi muda.***