JUBIRTVNEWS.COM – Kisah dugaan kekerasan seksual oleh oknum guru Madrasah Aliyah yang disampaikan perempuan berinisial GM, alumni sebuah sekolah di Surade, Kabupaten Sukabumi, kembali mencuri perhatian publik.
Dalam unggahan terbarunya di Facebook, GM untuk pertama kalinya membeberkan lebih rinci soal ancaman yang membuatnya bungkam selama bertahun-tahun.
GM menyebut ancaman itu muncul sejak peristiwa dugaan pelecehan terjadi ketika ia masih berusia di bawah 17 tahun. Tekanan tersebut, menurutnya, terus berlanjut dan memunculkan rasa takut yang mengendap dalam waktu lama.
“Saya hidup dalam kecemasan hampir setiap malam. Ancaman itu membuat saya tidak berani membuka suara,” tulisnya, Sabtu (15/11/2025).
Ia mengungkap bahwa kondisi psikologisnya semakin memburuk karena stigma masyarakat terhadap korban kekerasan seksual atau asusila. GM menilai masih banyak pandangan yang meragukan korban dan bahkan menyalahkan penyintas.
Di tengah tekanan itu, GM menegaskan bahwa ia sebenarnya telah menempuh jalur hukum jauh sebelum kisahnya menjadi sorotan publik. Ia menyebut ada pihak-pihak yang membahas tindakan disiplin terhadap oknum yang ia laporkan, dan proses tersebut diklaim masih berlangsung.
“Saya sudah melaporkan sejak lama. Saat ini prosesnya masih berjalan, dan saya memastikan semuanya tetap dipantau,” ujarnya.
Menanggapi permintaan sebagian masyarakat agar ia menyebut identitas terduga pelaku secara terbuka, GM menjelaskan bahwa proses hukum memiliki aturan yang harus dihormati agar penanganan kasus tidak keliru.
Ia juga membantah tudingan bahwa peristiwa yang dialami terjadi atas dasar suka sama suka. Menurut GM, tindakan asusila terhadap anak tetap merupakan pelanggaran hukum, apa pun bentuk kedekatan yang tampak ada.
GM mengaku memutuskan berbicara ke publik karena khawatir kejadian serupa menimpa siswi lain. Ia meyakini bahwa pengalamannya bukanlah kasus tunggal.
“Saya tahu ada korban lain. Jumlahnya mungkin lebih banyak dari yang terlihat,” ucapnya.
Selain itu, GM kembali mengungkap pola perilaku yang selama ini dinilai meresahkan siswa, seperti ajakan bertemu pada malam hari di area sekolah dengan berbagai alasan. Ia menilai pola tersebut sering dibungkus pendekatan halus, perhatian berlebih, hingga janji-janji tertentu.
Setelah melalui proses panjang selama 13 tahun, GM menyatakan dirinya baru merasa cukup kuat untuk angkat bicara secara terbuka. Unggahannya kini kembali ramai diperbincangkan warganet, sementara proses hukum terkait laporannya disebut tetap berlanjut.










