CORONG SUKABUMI — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (10/7).
Dalam pembelaannya, Hasto menegaskan bahwa kasus hukum yang menjeratnya tidak terlepas dari sikap politiknya yang menolak kehadiran tim nasional Israel pada ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia.
“Tekanan diawali akibat sikap politik yang saya sampaikan, yaitu menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20,” ujar Hasto di hadapan majelis hakim.
Ia menyebutkan bahwa penolakan tersebut didasari oleh ideologi partai yang mendukung kemerdekaan Palestina serta menentang segala bentuk penjajahan. Menurutnya, sikap itu konsisten dengan sejarah Indonesia, termasuk ketika menolak kehadiran Israel pada Asian Games 1962 di Jepang, yang kala itu mengundang sanksi internasional.
Hasto menilai, kriminalisasi yang dialaminya merupakan konsekuensi dari pilihan politik yang ia ambil. Ia menyebut perkara yang tengah diproses saat ini sebagai bentuk “daur ulang kasus” yang berkaitan dengan penolakannya terhadap Israel.
“Dunia kini melawan Israel, sebab pelanggaran terhadap kemanusiaan, keadilan, dan kedaulatan suatu bangsa tidak bisa ditoleransi,” ungkapnya.
Meski menghadapi tekanan dan intimidasi, Hasto menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur. Ia menyatakan bahwa loyalitas terhadap perjuangan partai menuntut keberanian dalam menghadapi risiko politik.
“Meskipun harus menghadapi tekanan dan intimidasi, kami diajarkan di PDI Perjuangan bahwa berbagai tantangan yang dihadapi adalah bagian dari pengorbanan,” pungkasnya.***