CORONG SUKABUMI – Gencatan senjata yang sebelumnya disepakati antara India dan Pakistan secara resmi dinyatakan berakhir pada Minggu, 11 Mei 2025. Keputusan ini muncul setelah laporan pelanggaran perjanjian oleh pihak Pakistan hanya beberapa jam setelah kesepahaman dicapai.
Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, menyampaikan bahwa angkatan bersenjata telah menerima perintah untuk memberikan respons tegas terhadap setiap pelanggaran.
“Kami menyerukan Pakistan untuk mengambil langkah serius dan bertanggung jawab atas insiden ini,” tegas Misri dalam konferensi pers.
Kesepakatan awal tercapai pada Sabtu sore, 10 Mei 2025, menyusul ketegangan yang meningkat pasca serangan teroris di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, pada 22 April. Gencatan senjata dimaksudkan untuk meredakan situasi, dengan pertemuan lanjutan antarpetinggi militer dijadwalkan pada 12 Mei pukul 12.00.
Namun, dalam hitungan jam setelah kesepakatan, India melaporkan terjadinya ledakan di wilayah perbatasan serta pelanggaran menggunakan artileri dan drone, yang disebut terjadi di pusat konflik Jammu dan Kashmir. Ledakan sistem pertahanan udara juga terdengar di kota-kota sekitar.
Hingga kini, sedikitnya 26 korban jiwa dilaporkan, termasuk satu warga negara Nepal. Kelompok militan Front Perlawanan mengklaim bertanggung jawab atas serangan awal, sementara India menuduh Pakistan sebagai dalang di balik eskalasi ini.
Ketegangan tersebut telah memicu sejumlah kebijakan balasan dari India, termasuk penangguhan Perjanjian Air Indus dan penutupan satu-satunya jalur darat antara kedua negara.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah memberikan kewenangan penuh kepada militer untuk merancang dan mengeksekusi respons strategis terhadap perkembangan terakhir ini.”***