JUBIRTVNEWS.COM – Dugaan kebocoran data pribadi milik 4,6 juta warga Jawa Barat menghebohkan jagat media sosial. Isu ini pertama kali mencuat lewat unggahan akun anonim di platform X bernama @ghosthackerwar atau DigitalGhostt yang mengklaim telah membobol data milik Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Jabar.
Unggahan yang diposting pada 10 Juli 2025 pukul 16.33 WIB itu menampilkan tangkapan layar forum gelap (dark web) berisi data yang diklaim meliputi nama, NIK, email, alamat, jenis kelamin, hingga tempat dan tanggal lahir warga Jawa Barat.
“Hello Indonesian people (especially the people of West Java), could your personal data be in my possession? Where is the cyber defense? Is it asleep on a pile of money?” tulis akun tersebut dalam bahasa Inggris yang mempertanyakan sistem keamanan siber Indonesia.
Akun tersebut disebut baru tergabung dalam forum tersebut sejak Juni 2025 dengan skor kredibilitas 99,00. Namun belakangan, akun @ghosthackerwar tak lagi ditemukan di platform X, memunculkan dugaan bahwa akun itu telah dihapus atau dinonaktifkan.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memastikan bahwa informasi terkait kebocoran data pribadi warga Jabar yang diklaim oleh akun anonim di media sosial X tidak sesuai dengan fakta.
Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat, Adi Komar, menanggapi unggahan akun bernama DigitalGhostt yang mengklaim telah membocorkan data warga Jabar di situs Darkforums.
“Berdasarkan hasil penelusuran dan validasi yang telah kami lakukan, kami memastikan bahwa klaim kebocoran data yang dikelola Pemprov Jabar itu tidak benar, ” ujar Adi Komar, dikutip dari laman Portal Jabarprovgoid, Selasa (29/7/2025).
Adi menambahkan, Pemda Provinsi Jawa Barat tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan data pemerintah dan data pribadi masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan melalui penguatan teknologi keamanan informasi, Koordinasi dengan Instansi Pemerintah terkait , serta peningkatan kesadaran seluruh aparatur mengenai pentingnya perlindungan data pribadi dan data strategis pemerintah.
“Kami terus memperkuat sistem keamanan informasi agar mampu merespons berbagai potensi ancaman digital, termasuk isu-isu yang belum tentu memiliki dasar valid seperti yang beredar saat ini,” tegasnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya.
“Kami mengajak masyarakat untuk menyikapi informasi di media sosial secara bijak, dan jika terdapat hal yang meragukan, segera konfirmasi kepada instansi yang berwenang,” pungkasnya.

