CORONGSUKABUMI – Transformasi digital di dunia pendidikan menuntut guru untuk terus beradaptasi. Menjawab tantangan tersebut, Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Bogor menggelar Pelatihan AI Ready ASEAN untuk Guru di SMPN 2 Kota Bogor, Sabtu, 27 Desember 2025.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 13.00 WIB ini didukung oleh ASEAN Foundation dan Google.org, serta melibatkan Dinas Pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan di Kota Bogor. Pelatihan diikuti oleh guru dari berbagai jenjang pendidikan dengan antusiasme tinggi.
Acara dibuka dengan sambutan dari Koordinator Wilayah Mafindo Bogor Ahmad Ubaedillah, Ketua IGI Kota Bogor Siti Amalia, serta perwakilan Diskominfo Kota Bogor, Aa Ahyauddin, yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi.
Koordinator Wilayah Mafindo Bogor Ahmad Ubaedillah menyampaikan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membantu guru memahami kecerdasan artifisial secara utuh, tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari aspek tanggung jawab dan etika.
“Guru perlu dibekali pemahaman yang tepat agar AI bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran, bukan sekadar tren teknologi,” ujarnya.
Ia menambahkan, penguatan kapasitas guru menjadi kunci agar pemanfaatan AI di sekolah dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik. Ahmad juga mengapresiasi kolaborasi yang terbangun antara Mafindo, IGI Kota Bogor, dan SMPN 2 Kota Bogor sebagai tuan rumah kegiatan.
Sementara itu, Ketua IGI Kota Bogor Siti Amalia menilai pelatihan AI Ready ASEAN sebagai momentum penting bagi guru untuk meningkatkan kesiapan menghadapi perubahan di era digital.
“Kami ingin guru di Bogor tidak hanya mampu menggunakan AI, tetapi juga memiliki sikap kritis dan kesadaran etis dalam penerapannya di ruang kelas,” katanya.
Menurut Siti, guru memegang peran penting dalam membimbing siswa agar tidak terjebak pada penggunaan teknologi secara serampangan, melainkan mampu memanfaatkannya secara bijak dan bertanggung jawab.
Dari unsur pemerintah daerah, perwakilan Diskominfo Kota Bogor Aa Ahyauddin menegaskan bahwa pelatihan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong transformasi digital yang aman dan inklusif di sektor pendidikan.
“Sinergi antara pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar literasi digital di sekolah bisa terus ditingkatkan,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa guru merupakan garda terdepan dalam menghadapi tantangan misinformasi dan penyalahgunaan teknologi, termasuk kecerdasan artifisial, di lingkungan pendidikan.
Pelatihan AI Ready ASEAN menghadirkan sejumlah fasilitator berpengalaman, di antaranya Tommy F. R, Ruslan Riva’i, Siti Lutfi Latifah, Nurananda, dan Hafiz Kurzi. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan dasar AI, etika pemanfaatan AI dalam pendidikan, serta praktik penggunaan Learning Management System (LMS) AI Ready ASEAN.
Selain sesi pemaparan materi, peserta juga mengikuti diskusi interaktif, praktik langsung, serta pengisian pre-assessment dan post-assessment untuk mengukur peningkatan pemahaman selama kegiatan berlangsung.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini diharapkan mampu membekali guru dengan perspektif kritis dan humanis dalam menyikapi perkembangan kecerdasan artifisial. Guru diharapkan dapat menularkan pemahaman tersebut kepada peserta didik, sehingga AI dimanfaatkan secara produktif, kreatif, dan berlandaskan nilai.
Pelatihan AI Ready ASEAN untuk Guru ini menjadi langkah konkret dalam menyiapkan ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus tetap menjunjung tinggi etika dan nilai kemanusiaan.

