CORONG SUKABUMI – Uji klinis vaksin Tuberkulosis (TBC) hasil pengembangan Gates Foundation yang sedang berlangsung di Indonesia menuai perhatian publik.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa seluruh proses pengujian vaksin tersebut telah mengikuti prosedur ketat yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam diskusi publik yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5), Budi menjelaskan bahwa uji klinis fase 3 dilakukan untuk menguji kecocokan vaksin dengan karakter genetik masyarakat Indonesia.
“Fase 3 biasa dipakai di berbagai negara untuk mengetahui kecocokan vaksin terhadap ras dan genetika masing-masing,” ungkapnya.
Budi menekankan bahwa pengujian ini tidak dilakukan sembarangan. Vaksin TBC ini sebelumnya telah melewati uji klinis fase 1 dan 2 sebelum memasuki fase lanjutan. Uji klinis di Indonesia, katanya, akan membantu menentukan efektivitas vaksin di kalangan masyarakat lokal.
“Kalau ternyata tidak cocok, pengembang bisa menyempurnakan formulanya agar lebih efektif,” jelasnya.
Menurut Budi, pelaksanaan uji klinis ini mematuhi seluruh protokol WHO, termasuk dalam pemilihan subjek uji, metode pengukuran, hingga standar laboratorium dan akurasi hasil yang ditetapkan secara internasional.
Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan juga melibatkan akademisi dari dalam negeri. Para ahli dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) dilibatkan sebagai mitra dalam penelitian ini bersama para profesor dari berbagai negara.
“Guru besar dari Unpad menjadi mitra dengan guru besar internasional dalam pelaksanaan uji klinis tahap 3,” tutup Menkes.***