Pemkab Sukabumi Akhiri Masa Tanggap Darurat Banjir–Longsor, Fokus pada Pemulihan Warga Cisolok–Cikakak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi resmi mengakhiri status tanggap darurat banjir dan longsor di Cisolok dan Cikakak. BPBD fokus pada masa transisi pemulihan.

Suasana rapat evaluasi penanganan banjir dan longsor Cisolok-Cikakak di Kantor Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jumat malam (31/10/2025) | Foto: Diskominfosan Kab. Sukabumi

CORONGSUKABUMI.com – Setelah lima hari berjuang menghadapi dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor, warga Kecamatan Cisolok dan Cikakak mulai merasakan harapan untuk kembali normal. Pada Jumat (31/10/2025), Pemerintah Kabupaten Sukabumi resmi mengakhiri masa tanggap darurat bencana yang terjadi sejak Senin (27/10/2025). Keputusan ini menandai dimulainya fase transisi darurat menuju pemulihan, dengan fokus pada pemulihan kehidupan masyarakat dan infrastruktur yang terdampak.

Keputusan untuk mengakhiri status tanggap darurat diambil setelah evaluasi yang dipimpin oleh Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, di Kantor Kecamatan Cisolok. Dalam rapat tersebut, Andreas mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah terdampak telah pulih, meskipun beberapa titik tertentu masih memerlukan perhatian khusus.

“Dari hasil tinjauan dan laporan di lapangan, sebagian besar wilayah sudah pulih. Akses jalan sudah terbuka. Namun, masih ada beberapa titik yang perlu perhatian khusus,” ujar Andreas.

Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, Kabupaten Sukabumi kini memasuki masa transisi yang difokuskan pada pemulihan dan normalisasi kehidupan masyarakat. Andreas menekankan bahwa meskipun status tanggap darurat berakhir, bantuan dan layanan kepada masyarakat akan tetap berlanjut tanpa gangguan.

Baca Juga :  BPBD Jabar Kerahkan Tim untuk Evakuasi dan Pemulihan Infrastruktur Pasca Banjir dan Longsor di Cisolok Sukabumi

“Kita harus memastikan masa transisi ini berjalan baik. Bantuan tetap disalurkan, tidak ada penghentian layanan kepada warga,” tegasnya.

Wakil Bupati Sukabumi juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama mengingat peralihan ke musim hujan.

“Bencana bisa datang kapan saja. Kita semua harus tetap siaga,” katanya.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pemulihan Cepat

Selain itu, Dandim 0622/Kabupaten Sukabumi Letkol Inf Agung Ariwibowo menilai bahwa pelaksanaan tanggap darurat sudah menunjukkan kemajuan signifikan sejak hari pertama bencana. Ia memuji kerja keras tim di lapangan yang terus mendampingi camat dan pemerintah setempat.

“Sejak awal kami terus mendampingi camat dan tim di lapangan. Hingga sore tadi, penanganan berjalan efektif,” ungkap Agung Ariwibowo.

Kapolres Sukabumi AKBP Samian juga memberikan apresiasi terhadap kerja sama lintas sektor, yang telah mempercepat penanganan bencana di dua kecamatan tersebut.

“Meski status darurat akan berakhir, penanganan dan bantuan bagi masyarakat tidak boleh berhenti. Kami juga mendorong langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Samian.

Baca Juga :  DPR RI Klarifikasi Revisi UU TNI: Hanya Tiga Pasal yang Berubah, Draf di Medsos Dinilai Keliru

Samian berharap, setelah bencana ini, aktivitas masyarakat di kedua kecamatan tersebut bisa kembali normal.

Data Terbaru BPBD Sukabumi

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, menegaskan bahwa dengan berakhirnya status tanggap darurat, pihaknya kini berfokus pada pemulihan.

“Masa tanggap darurat telah selesai. Selanjutnya, fokus pemerintah daerah adalah pada pemulihan dan normalisasi kehidupan masyarakat,” jelas Eki.

Berdasarkan data terakhir yang dihimpun BPBD Kabupaten Sukabumi, hingga Jumat (31/10/2025) pukul 17.00 WIB, 507 rumah rusak dan 562 rumah sempat terendam banjir, dengan total 1.109 Kepala Keluarga (KK) atau 3.732 jiwa terdampak.

Kerusakan yang ditinggalkan oleh bencana ini juga meluas ke infrastruktur publik, dengan 4 jembatan rusak, 6 titik Tembok Penahan Tanah (TPT) yang jebol, dan kerusakan pada tanggul Sungai Cisolok. Selain itu, satu sekolah dasar (SDN Cikahuripan), satu masjid (Masjid Jami Al-Hidayah), dan kantor desa juga ikut terendam banjir.

Tak hanya itu, 43,44 hektare lahan pertanian turut terdampak akibat banjir yang melanda kawasan ini.

Tantangan di Depan: Transisi dan Mitigasi Bencana

Baca Juga :  BPBD Sukabumi: Banjir Rendam Ratusan Hektare Sawah dan Ancam 200 Rumah di Tegalbuleud

Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, pemerintah daerah berfokus pada pemulihan infrastruktur dan kehidupan masyarakat yang sempat terganggu. Proses mitigasi bencana menjadi perhatian utama, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, terutama dengan datangnya musim hujan yang lebih intens.

Sementara itu, meskipun kondisi di lapangan semakin membaik, warga yang sempat mengungsi di rumah kerabat mereka tetap diawasi untuk memastikan kebutuhan dasar mereka tercukupi, dan akses ke lokasi-lokasi yang terdampak terus dipastikan terbuka.

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua yang terdampak dapat kembali ke kehidupan yang lebih baik,” ujar Eki Radiana Rizki, kepala BPBD.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!