Pemuda Berkarya dan Budaya Lokal Jadi Fokus Disbudpora dalam RPJMD Mubarakah 2025–2029

Disbudpora fokus pada pemuda dan budaya lokal di RPJMD 2025–2029.

CORONG SUKABUMI – Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi menempatkan pengembangan pemuda dan pelestarian budaya lokal sebagai dua fokus utama dalam mendukung pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 bertajuk Mubarakah (Maju, Unggul, Berbudaya, dan Berkah).

Kepala Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Yudi Mulyadi, menegaskan bahwa dua aspek tersebut tidak hanya menjadi bagian dari program prioritas, namun juga menjadi fondasi dalam membangun karakter dan identitas daerah.

Hal itu disampaikan usai menghadiri Musrenbang RPJMD yang berlangsung di Grand Sulanjana, Rabu (14/5/2025).

Baca Juga :  Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi 2025-2030 Resmi Dilantik, Disbudpora Siap Perkuat Budaya Lokal

“Pemuda adalah agen perubahan. Melalui program Pemuda Berkarya, kami ingin mendorong mereka untuk tidak hanya kreatif, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah,” jelas Yudi.

Program Pemuda Berkarya diarahkan untuk membina potensi generasi muda melalui pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, serta ruang ekspresi seni dan budaya.

Disbudpora juga menguatkan peran komunitas kreatif dan organisasi kepemudaan sebagai mitra strategis pemerintah.

Di sisi lain, pelestarian budaya lokal akan terus diperkuat melalui festival, edukasi budaya di sekolah, serta kolaborasi dengan pelaku seni dan tokoh adat.

Baca Juga :  Disbudpora Sukabumi Siapkan Fasilitas Strategis untuk Sukseskan Seleksi Paskibraka 2025

Yudi menyebut bahwa budaya adalah jiwa dari pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan visi RPJMD.

“Budaya lokal tidak boleh terpinggirkan dalam proses pembangunan. Justru dari budaya kita membentuk jati diri masyarakat yang tangguh dan berkarakter,” tambahnya.

Disbudpora optimis bahwa sinergi antara pemuda dan budaya akan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan Sukabumi yang berdaya saing namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!