Petani di Pangumbahan Diseruduk Babi Hutan saat di Kebun, Warga Bantah Isu Pemburu Liar Bikin Resah

Seorang petani cabai diseruduk babi hutan hingga luka-luka saat tengah bekerja di kebun. Korban diketahui bernama Adiansah (29), warga Kampung Ciburial. I

Ilustrasi Babi Hutan | Foto: Ist

CORONGSUKABUMI.com – Ketenangan warga Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, sempat terusik oleh insiden langka. Seorang petani cabai diseruduk babi hutan hingga luka-luka saat tengah bekerja di kebun. Peristiwa ini belakangan ramai dibicarakan setelah dikaitkan dengan penangkapan pemburu liar, meski warga menegaskan kabar itu tidak benar.

Korban diketahui bernama Adiansah (29), warga Kampung Ciburial. Ia diserang babi hutan ketika sedang memetik cabai pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB.

“Saya dengar warga teriak ‘awas babi’. Saya bawa pacul untuk menghadang, tapi babinya malah menyeruduk. Kaki kanan dan kiri saya luka,” tutur Adiansah, Senin (13/10/2025).

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Laptop Chromebook: Nadiem Makarim Siap Kooperatif dan Jaga Integritas

Warga sekitar yang melihat kejadian langsung menolong korban dan berhasil melumpuhkan hewan liar tersebut. Adiansah kemudian mendapat perawatan dari bidan desa. Saat ini kondisinya sudah membaik.

Ia juga menegaskan tidak pernah melapor ke polisi atas kejadian itu. “Pemburu babi di sini justru sering bantu warga. Babi sering merusak tanaman. Soal lima pemburu ditangkap, saya malah tahu dari berita,” ujarnya.

Kepala Dusun Pangumbahan, Budiman, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan, babi yang menyerang korban sebelumnya telah tertembak pemburu dan melarikan diri ke arah kebun warga.

“Babi lari dari arah selatan dalam kondisi terluka. Saat korban mencoba menghadang, dia terpeleset lalu diseruduk. Warga lain memukul babi itu pakai pacul,” ungkap Budiman.

Baca Juga :  Kasus Pemerkosaan Bergilir di Cikakak Sukabumi: Korban Dapat Pendampingan dari Rumah Aspirasi Bunda Rika

Budiman menegaskan pemberitaan yang menyebut warga resah terhadap pemburu liar tidak sesuai fakta. Menurutnya, pemburu justru sering diminta bantuan warga karena babi hutan kerap merusak tanaman seperti cabai, semangka, singkong, dan palawija.

“Warga resah karena babi, bukan pemburu. Kalau ada pemburu datang, warga ikut menjaga area agar aman,” tegasnya.

Ia juga meluruskan kesalahan data dalam pemberitaan sebelumnya. “Nama korban yang benar Adiansah, bukan Edi,” ujarnya.

Budiman menyebut peristiwa itu murni kecelakaan akibat kurangnya kewaspadaan korban menghadapi babi yang sedang terluka. “Babi terluka biasanya agresif. Korban kurang waspada,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!