Corongsukabumi.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, resmi dimulai sejak Senin (6/1).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia sebagai salah satu langkah konkret pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan gizi buruk.
Sebagian besar siswa menikmati hidangan bergizi yang disediakan melalui Dapur MBG di berbagai daerah.
Namun, terdapat sejumlah kisah mengharukan dari anak-anak sekolah dasar (SD) yang memilih membawa pulang makanan tersebut untuk keluarga mereka di rumah.
Fenomena ini menggambarkan kondisi nyata kemiskinan yang masih dialami sebagian masyarakat Indonesia.
Presiden Prabowo dalam pidato perdananya pada 20 Oktober 2024 lalu di Gedung MPR, Jakarta, menekankan pentingnya solusi konkret untuk mengatasi masalah gizi buruk dan kemiskinan di Tanah Air.
“Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar? Marilah kita bersatu mencari solusi dari ancaman tersebut,” ujar Prabowo.
Potret Haru Anak-anak SD
1. Siswa SD di Gorontalo: “Di Rumah Tidak Ada Nasi”
Seorang siswa SD di Gorontalo memilih menyimpan makanan yang didapat dari Program MBG untuk dibawa pulang ke rumah.
Ia mengaku ingin memberikan makanan tersebut kepada ibunya karena tidak ada nasi yang bisa dimakan di rumah.
“Mau kasih makanan ini ke Mama,” ujarnya pada Senin (6/1), meski teman-temannya asyik menikmati hidangan bergizi di sekolah.
2. Siswa SD di Sumatera Utara: Menangis Mengingat Orang Tua
Di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, seorang siswa menangis tersedu saat menerima makanan dari Program MBG pada Selasa (7/1).
Ia merasa bahagia mendapatkan makanan bergizi, namun teringat orang tuanya di rumah yang sedang sakit dan kekurangan makanan.
“Mau makan sama Mama, soalnya lagi sakit,” ungkapnya.
3. Siswi SD di Palembang: “Untuk Mama yang Mengepel di Rumah Orang”
Dalam uji coba program MBG di Palembang pada November 2024, seorang siswi SD terlihat enggan menyentuh makanannya.
Ketika ditanya oleh Plt Kasubag Renmin Ditresnarkoba Polda Sumsel, AKP Yetty Gultom, siswi tersebut menjawab ingin membawa makanannya untuk sang ibu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.
“Untuk Mama, Mama mengepel di rumah orang,” jawabnya.
Polda Sumsel kemudian berencana memberikan bantuan kepada keluarga siswi tersebut.
4. Siswa SD Jakarta: Membawa Pulang Makanan untuk Nenek
Kisah lain datang dari SD Cideng, Jakarta Pusat, di mana seorang siswa memilih membawa makanannya untuk nenek di rumah.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi, merasa terharu atas tindakan siswa tersebut dan memberikan porsi tambahan agar ia tetap bisa makan bersama teman-temannya di sekolah.
“Kami kasih lagi satu box untuk neneknya,” ujar Heru.
Pentingnya Kepedulian Sosial
Kisah-kisah ini menjadi potret nyata tantangan pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin.
Program MBG diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak-anak tetapi juga mendorong kesadaran sosial untuk saling berbagi di tengah kesulitan yang dialami sebagian masyarakat.***