JUBIRTVNEWS.COM – Tubuhnya dipenuhi benjolan akibat penyakit genetik neurofibromatosis, membuat Abdurrahman (46), warga Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, harus berjuang dalam kondisi serba terbatas. Tidak hanya dari sisi kesehatan, ia juga menghadapi kesulitan administrasi karena belum memiliki identitas resmi.
Kondisinya baru diketahui setelah warga melaporkannya ke pihak kelurahan. Berdasarkan penjelasan dari Lurah Benteng, Tri Hastuti, kasus ini sebelumnya sempat luput dari pendataan karena setiap kali petugas datang ke rumahnya, mereka hanya bertemu dengan ayah Abdurrahman dan tidak mengetahui kondisi Abdurrahman yang sebenarnya.
Kondisi ini mendorong perhatian serius dari Pemerintah Kota Sukabumi. Pada Rabu (27/8/2025), Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, datang langsung menjenguk Abdurrahman sebagai bentuk empati sekaligus dukungan nyata terhadap warga yang membutuhkan perhatian lebih.
“Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk hadir dan peduli terhadap setiap warganya, terlebih bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus,” ujar Bobby Maulana, seperti dikutip dari laman kdp.sukabumikota.go.id.
Dalam kunjungan tersebut, Bobby mewakili Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dan menyampaikan bahwa proses penanganan sudah dilakukan secara cepat oleh berbagai pihak, termasuk tim dari Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, yang membantu fasilitasi rujukan medis ke RSUD R. Syamsudin, S.H.
Tak Punya Identitas, Abdurrahman Kesulitan Akses Layanan
Salah satu hambatan serius yang dihadapi Abdurrahman adalah belum tercatat secara administratif. Kondisinya yang tertutup dan minim komunikasi dengan keluarga membuat ia tidak memiliki kartu identitas, sehingga menyulitkan akses layanan kesehatan.
Bobby menekankan perlunya peran aktif perangkat wilayah, mulai dari RT/RW hingga kelurahan, untuk memperkuat pendataan melalui posyandu atau program layanan sosial lainnya.
“Ke depan, kita ingin tidak ada lagi warga yang mengalami hambatan administratif ketika membutuhkan pelayanan pemerintah,” tegas Bobby.
Pendekatan Jemput Bola dan Dukungan Penuh Biaya
Perwakilan dari tim Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, yang diwakili oleh Kang Egi, juga hadir dan menilai kasus ini sebagai pembelajaran penting dalam pelayanan sosial.
“Tidak semua masyarakat memiliki sumber daya yang sama. Perlu pendekatan jemput bola agar layanan benar-benar dirasakan semua lapisan. Saat ini status pasien masih menunggu hasil pemeriksaan, dan jika diperlukan akan segera dirujuk untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.
Ia memastikan bahwa segala bentuk administrasi dan biaya pengobatan akan ditanggung penuh, agar proses penanganan tidak terhambat.
Pemkot Salurkan Bantuan dan Tegaskan Komitmen
Dalam kesempatan itu, bantuan sosial turut disalurkan kepada keluarga Abdurrahman. Pemkot juga mengajak masyarakat untuk memperkuat semangat gotong royong dalam mendeteksi dan membantu sesama warga yang membutuhkan.
“Kasus ini menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat pelayanan sosial dan kesehatan. Kami berharap ke depan tidak ada lagi warga yang luput dari perhatian pemerintah,” pungkas Bobby Maulana.
Kunjungan tersebut menjadi bukti nyata komitmen Pemkot Sukabumi dalam menghadirkan pelayanan yang inklusif, responsif, dan merata bagi seluruh warganyatermasuk mereka yang dalam kondisi paling rentan.










