Tragis, Seekor Penyu Ditemukan Mati di Pantai Ujunggenteng Sukabumi

Penyu yang diperkirakan berbobot 50 hingga 70 kilogram itu ditemukan dalam kondisi tubuh membengkak dan membiru. Dugaan sementara, kematian terjadi akibat penyu terjerat jaring nelayan.

Penyu dewasa ditemukan mati terdampar di pesisir Pantai Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi, Minggu (21/9/2025). | Foto: Ist

CORONGSUKABUMI.com – Kematian seekor penyu dewasa di Pantai Ujunggenteng kembali membuka luka lama tentang rentannya kehidupan laut di perairan selatan Sukabumi. Insiden memilukan ini terjadi pada Minggu pagi (21/9/2025), ketika bangkai penyu ditemukan nelayan terombang-ambing di antara ombak sebelum akhirnya terdampar di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujunggenteng.

Penyu yang diperkirakan berbobot 50 hingga 70 kilogram itu ditemukan dalam kondisi tubuh membengkak dan membiru. Dugaan sementara, kematian terjadi akibat penyu terjerat jaring nelayan.

Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng, Asep Jeka, menyayangkan peristiwa ini dan menekankan bahwa kematian satwa laut seperti penyu bukan hal sepele.

Baca Juga :  Buka Manasik Haji 2025, Sekda: Ilmu dan Kesabaran Kunci Ibadah yang Khusyuk

“Kalau sudah mati begini, kita hanya bisa kuburkan. Tapi bagaimana kalau kejadian ini terus berulang? Laut kita bisa kehilangan kekayaannya,” ujarnya, Senin (22/9/2025).

Penyu laut merupakan spesies kunci (key species) dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Perannya penting dalam mengendalikan populasi ubur-ubur serta menjaga kesehatan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi banyak biota laut lainnya. Kehilangan penyu dapat mengganggu harmoni rantai makanan di laut yang pada akhirnya akan berdampak pula pada manusia.

Ironisnya, pesisir selatan Sukabumi, termasuk Ujunggenteng dan Pantai Pangumbahan, merupakan habitat penting penyu di Jawa Barat. Bahkan, Pantai Pangumbahan dikenal sebagai lokasi penangkaran penyu hijau yang rutin melakukan pelepasliaran tukik. Namun, kematian berulang—seperti kasus serupa yang terjadi di Pantai Minajaya pada Juli lalu—mengindikasikan bahwa tekanan terhadap habitat penyu semakin besar.

Baca Juga :  Penyelundupan Narkoba Lewat Laut Digagalkan Polda Sumut, 3 Kurir Ditangkap, Bos Besar Masih Buron

Tragedi ini menyadarkan bahwa upaya pelestarian tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah atau pengelola konservasi. Kesadaran bersama, mulai dari nelayan hingga wisatawan, menjadi elemen krusial. Penggunaan jaring yang lebih selektif, pengurangan sampah plastik, hingga edukasi lingkungan sejak dini bisa menjadi langkah nyata.

Bangkai penyu yang kini telah dikubur di pasir Ujunggenteng menyisakan pesan yang tak boleh diabaikan: laut bukan hanya tempat mencari ikan, tetapi juga rumah bagi kehidupan yang harus dijaga bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!