CORONGSUKABUMI.com – Setelah vakum selama delapan tahun, Piala Putri Nusantara akhirnya kembali bergulir. Turnamen sepak bola wanita nasional ini memasuki edisi keduanya pada 2025, dan digelar di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kampung halaman tokoh sepak bola wanita Indonesia, Esti Puji Lestari.
“Kenapa Sukabumi? Karena ini tanah kelahiran saya. Momen ini pas dengan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155. Harapannya ada banyak stakeholder ikut serta, bukan hanya Esti, supaya lahir liga berkelanjutan di daerah,” ujar Esti, Jumat (19/9/2025).
Turnamen ini pertama kali digelar pada 2017 di Jepara, Jawa Tengah, namun sempat terhenti seiring fokus Esti dalam mendampingi Timnas Putri Indonesia dan keterlibatannya dalam pelaksanaan Liga 1 Putri 2019. Kini, ia kembali membuka jalan melalui Piala Putri Nusantara II, dengan harapan membangun sistem pembinaan yang lebih berkelanjutan di level akar rumput.
Esti juga menyampaikan apresiasinya kepada Bupati Sukabumi, Asep Japar, atas dukungan penuh terhadap pelaksanaan turnamen ini. Menurutnya, perhatian pemerintah daerah menjadi kunci tumbuhnya sepak bola putri di daerah.
“Turnamen ini bukan sekadar pertandingan, tapi cikal bakal tumbuhnya liga dan ruang pembinaan. Saya ingin generasi muda perempuan punya panggung untuk berkembang,” tegas Esti.
Esti Puji Lestari: Penggerak Sepak Bola Putri Indonesia
Nama Esti Puji Lestari tidak asing dalam dunia sepak bola wanita nasional. Ia pernah memimpin dua klub yang menjadi pilar kompetisi perempuan, yakni Persijap Kartini dan Tira Persikabo Kartini.
Ia juga dikenal sebagai penggagas Piala Putri Nusantara pertama pada 2017, serta turut mendorong lahirnya Liga 1 Putri 2019—kompetisi resmi pertama untuk klub-klub profesional wanita di Indonesia. Kiprahnya tak hanya di level klub; Esti juga aktif mendampingi Timnas Putri Indonesia dalam berbagai ajang internasional.
Melalui Piala Putri Nusantara II di 2025 ini, Esti ingin menciptakan panggung nyata bagi perempuan muda agar bisa berkembang sebagai pemain sepak bola profesional, sekaligus membuka jalan lahirnya liga-liga daerah yang lebih berkelanjutan.