CORONG SUKABUMI – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa pihaknya akan menggelar pelatihan ulang bagi petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menyusul kasus keracunan makanan yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam konferensi pers yang berlangsung di Gedung Ombudsman, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2025), Dadan mengungkapkan bahwa kasus keracunan MBG justru berasal dari SPPG yang telah memiliki pengalaman.
“Kejadian (keracunan) justru dari SPPG yang sudah 3-4 bulan melakukan pelayanan,” ungkapnya. Ia menduga bahwa rasa aman karena rutinitas membuat kewaspadaan para petugas menurun, sehingga diperlukan penyegaran berupa pelatihan ulang.
Menurutnya, pelatihan ini akan dilaksanakan secara berkala setiap 2-3 bulan untuk memastikan standar kualitas tetap terjaga dan mencegah kelalaian. “Kita akan lakukan training ulang untuk para penjamah makanan supaya kewaspadaan terus ditingkatkan,” ujarnya.
Kasus terbaru terjadi di Kota Bogor, pada periode 6–9 Mei 2025, saat pelaksanaan MBG oleh SPPG Bina Insani. Berdasarkan hasil uji laboratorium dari Labkesda, ditemukan kontaminasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella dalam beberapa bahan makanan.
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyampaikan bahwa bakteri tersebut berasal dari ceplok telur dengan bumbu barbeque serta tumis toge dan tahu yang dikonsumsi para siswa.
“Hasil lab menunjukkan ada E. coli dan Salmonella. Ini berasal dari dua jenis makanan yang dikonsumsi,” ujar Dedie kepada media di Rumah Dinas Wali Kota, Senin (12/5/2025).
Kasus ini dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), dengan total korban mencapai 223 siswa. Pemerintah daerah dan BGN kini tengah memperkuat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan MBG di berbagai wilayah.***