CORONG SUKABUMI — Pemerintah Indonesia angkat bicara mengenai ketegangan yang meningkat antara Thailand dan Kamboja. Melalui pernyataan resmi di platform X, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa Indonesia terus memantau dengan cermat situasi di perbatasan kedua negara Asia Tenggara itu.
“Kami yakin bahwa kedua negara tetangga akan segera kembali ke cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan,” tulis Kemlu RI pada Jumat (25/7).
Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di daerah terdampak konflik. Pemerintah disebut aktif memantau situasi serta menyiapkan langkah-langkah perlindungan bila diperlukan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja mulai meningkat sejak Mei 2025, menyusul insiden tewasnya seorang tentara Kamboja dalam bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan.
Situasi makin memburuk setelah insiden Februari lalu, saat otoritas Thailand melarang warga Kamboja menyanyikan lagu kebangsaan di kompleks kuil Prasat Ta Moan Thon yang menjadi objek sengketa.
Kini, konflik berkembang menjadi krisis kemanusiaan. Pemerintah Thailand melaporkan telah mengevakuasi lebih dari 138.000 orang dari wilayah perbatasan, termasuk 428 pasien rumah sakit. Di sisi lain, otoritas Kamboja mencatat pemindahan lebih dari 20.000 warga dari Provinsi Preah Vihear.
Hubungan diplomatik kedua negara resmi terputus, dengan Thailand menutup seluruh pos perbatasan. Kedua pihak juga terus saling menyalahkan atas siapa yang memicu ketegangan pertama.
Pemerintah Indonesia menegaskan pentingnya penyelesaian damai dan menyerukan kedua negara sahabat untuk mengedepankan diplomasi guna meredakan konflik yang berlarut.***